Senin, 17 Oktober 2016




Pengalaman PTS (Ujian Tengah Semester)

Image result for pensil dan kertas ujian

PTS atau yang dulunya disebut UTS pasti pernah dialami semua orang yang bersekolah. Disini kita menghadapi berbagai tes akademik untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan kita dalam hal akademik. UTS biasanya dilaksanakan di tengah semester. Baru saja, mayoritas sekolah SMP melewati PTS.
PTS dan PAS merupakan saat-saat yang mengerikan bagi siswa-siswa. Mereka harus belajar agar nilainya bagus dan memenuhi syarat KKM (meskipun seharusnya kita belajar serius setiap hari). Sepertinya, orang tua dan siswa sangat berpatokan pada nilai PTS dan PAS meskipun nilai-nilai lain juga berpengaruh. Hal ini membuat siswa marak mencontek saat ulangan agar tidak mengecewakan orang tuanya.
Saya bersekolah di SMP Labschool Jakarta, sebuah sekolah swasta yang banyak diminati siswa lain. Disini fasilitasnya dan pendidikannya bagus. Disini juga diutamakan kejujuran dalam tes. Karena itu, ruangan tempat tesnya sering diacak untuk mencegah pencontekan. Dan sekali siswa ketahuan mencontek, nilainya langsung dibagi dua. Menurut beberapa siswa ini sangat menghalangi dirinya. Tapi, mayoritas dari siswa tahu bahwa kebijakan ini diberlakukan untuk membentuk masa depan dirinya.
Sekarang, saya akan menceritakan pengalaman PTS semester pertama saya di kelas delapan. PTS tahun ini dilaksanakan tanggal 3-7 Oktober. Saya mendapat di ruangan 7D bersama dengan setengah kelas saya dan setengah kelas tujuh. PTS di sekolah saya biasanya terdiri dari 50 atau 40 pilihan ganda dan pengecekannya dengan cara di-scan di komputer.
Hari pertama tes dimulai dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, disusul dengan Agama. Saya agak bingung di Bahasa Indonesia, karena jawabannya relatif mirip dan mengecohkan. Kalau Agama, saya Agama Islam, Kebanyakan dari pelajaran Agama adalah hafalan surat.  Keesokan harinya, pelajaran Matematika dan Prakarya. Saya tidak memiliki kesulitan di pelajaran Matematika, karena kalau sudah hafal rumus semua akan lancar. Prakarya lumayan banyak hafalannya, namun lebih mudah karena soalnya pilihan ganda. Hari Rabu, terdiri dari Bahasa Inggris dan PPKn. Bahasa Inggris cukup mudah bagi saya, karena saya sering menonton video di YouTube. Kalau PPKn, agak gampang-gampang susah kalau sudah belajar sebagian. Besoknya, hari Kamis, mata pelajarannya IPA dan Seni Budaya. IPA saya memiliki kesulitan di fisika, namus saya yakin nilai saya bagus. Seni Budaya lumayan susah, tetapi pilihan ganda dapat memudahkan pilihan jawaban saya. Terakhir, IPS dan PJOK di hari Jumat.  Di hari inilah, saya mulai bosan belajar, akhirnya saya kurang yakin dengan nilai IPS saya, tapi saya harap nilai saya bagus.
PTS ini lumayan berbeda dari tahun lalu, karena tahun ini boleh diberitahu nilainya sebelum pembagian raport bayangan. Dengan kebijakan ini siswa sangat senang karena rasa gelisahnya dapat hilang tanpa harus menunggu raport bayangan. Tapi, saya juga punya rasa takut kalau nilainya akan jelek. Tapi saya tidak akan putus asa untuk selalu berdoa dan mengharapkan yang terbaik. Selama ini, nilai yang sudah dibagikan cukup memuaskan.
Lanjutan Setelah Raport Sudah Dibagi (18/10/2016):

Sekarang, raport sudah dibagi. Hasilnya cukup memuaskan meskipun nilai saya setengahnya 88 dan 86. PTS ini benar-benar menjadi tantangan karena saya juga disibukkan dengan pekerjaan dan tugas-tugas harian yang banyak. Saya juga terganggu sama hobi bermain game saya. Pelajarannya, sekarang saya harus lebih mempersiapkan diri saya dan menahan hobi bermain game saya. Dengan cara ini saya harap saya lebih siap untuk PAS yang akan dilaksanakan di Desember.

6 komentar:

  1. Pengalamannya sangatlah bagus.Dan nilai nilai nya hanif juga sangat bagus

    BalasHapus
  2. BIasa aja. kayaknya sedikit bohong

    BalasHapus
  3. Jangan pernah bosan dalam belajar.
    Kalau kamu bosan belajar= malas
    malas=bodoh
    bodoh=gabisa kerja
    gabisa kerja= gapunya duit
    gapunya duit= ga makan
    ga makan= mati
    satu kesalahan bisa berakar menjadi seribu kegagalan
    tapi jika kamu cerdik, seribu kegagalan bisa menjadi sejuta harapan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap orang pasti males belajar gus, kalo orang gak males belajar bohong banget.

      Hapus
    2. Kalo gitu cari dorongan biar gak males.
      Misal: kamu disekolahkan sebenarnya didorong agar kamu mau belajar dan terus berprestasi

      Salam,M.Bagus

      Hapus
  4. ini kyknya tulisannya penuh kebohongan deh, gapenting pula

    BalasHapus